Kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Kita hidup dalam masyarakat yang sangat majemuk. Perbedaan banyak kita temukan di sekitar kita. Karena itu, kita harus dapat saling menjaga diri dalam menjalani hidup di tengah masyarakat yang sangat heterogen.
Keberagaman yang ada membuat kita harus senantiasa menjalin silaturahmi dengan orang lain. Jangan sampai perbedaan menghalangi kita untuk menjalin persaudaraan, karena dengan persaudaraan, kita dapat lebih siap untuk hidup bermasyarakat. Terlebih lagi persaudaraan yang terjalin antar sesama muslim, yang biasa kita kenal dengan nama ukhuwah islamiyah. Hal ini sudah diajarkan oleh Rasulullah saw.
Namun sayangnya, kepentingan dan ketamakan akan dunia telah melemahkan, bahkan menghancurkan ukhuwah islamiyah yang ada. Lihat saja di sekitar kita, berapa banyak orang yang rela menindas saudaranya sendiri demi ambisinya untuk mengeruk kekayaan dunia. Bahkan tidak sedikit yang menggunakan cara-cara yang kotor agar ambisinya tercapai, termasuk mengotori dirinya dengan perbuatan dosa.
Padahal, banyak dalil yang mencela tindakan orang-orang yang menzolimi saudaranya sesame muslim. Dan bukankah Rasulullah saw sendiri telah menganjurkan bagi kita untuk memperkuat tali persaudaraan? Sebab dengan kuatnya jalinan persaudaraan sesammuslim, maka islam akan menjadi lebih kuat dan jaya, Insya Allah.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, janganlah ia menzhaliminya dan membiarkannya. Barangsiapa membantu menutupi kebutuhan saudara seislam, maka Allah akn membantu menutupi kebutuhannya. Barangsiapa membebaskan seoarang muslim dari suatu kesulitan niscaya Allah akan membebaskan seorang musilm dari suatu kesulitan niscaya Allah akan membebaskannya dari kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang Muslim niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat,” (HR Bukhari [2442] dan Muslim [2580]).Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kamu siapa itu orang pailit?” Mereka menjawab, “Orang yang pailit di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak punya barang.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang yang pailit di kalangan ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun, ia telah mencaci si fulan, memfitnah si fulan, memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, memukul si fulan, lalu diberikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada orang-orang yang telah dizhaliminya tadi. Apabila habis pahala kebaikannya sebelum selesai masalahnya, maka diambillah dosa-dosa orang yang dizhaliminya lalu dilimpahkan kepadanya kemudian ia dilemparkan ke dalam Neraka,” (HR Muslim [2581]).Dari al-Mustaurid r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa diberi makan dengan merobek kehormatan seorang Muslim, maka Allah akan memberinya makan seperti itu dari api Neraka. Barangsiapa diberi pakaian dengan merobek kehormatan seorang Muslim, maka Allah akan memakaikan pakaian seperti itu dari Jahannam. Barangsiapa beramal karena sum’ah atau riya’, maka Allah akan memajangkannya dalam pajangan sum’ah dan riya’ pada hari kiamat,” (Shahih lighairihi, HR Bukhari dalam al-Adabul Mufrad [281], Abu Dawud [4881], Ahmad [IV/229], al-Hakim [IV/127-128], Abu Ya’la [1608], ath-Thabrani dalam al-Ausath [701, 2662 dan 3596], Ibnu ‘Asakir [XVII/391-392] dan ad-Dainuri dalam al-Mujaalasah [II/162]).
Dari hadist tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa persaudaraan sesama muslim merupakan suatu yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Bahkan Allah SWT sendiri akan memberikan bantuan-Nya kepada kita yang menjalin dan menguatkan ukhuwah islamiyah kelah di hari Akhir, Insya Allah.
Dari hadist tersebut kita juga dapat menangkap bahwa ornag yang paling merugi adalah orang yang menzholimi saudaranya sesama muslim. Bahkan disebutkan oleh Rasulullah saw bahwa amal orang yang menzholimi saudara seimannya akan diambil dan diberikan kepada orang yang dizholiminya.
Begitu besar nilai-nilai yang terkandung dalam ukhuwah islamiyah ini, sehingga kita diwajibkan untuk senantiasa memupukdan menjaganya dengan baik.
Dari hadist tersebut kita juga dapat menangkap bahwa ornag yang paling merugi adalah orang yang menzholimi saudaranya sesama muslim. Bahkan disebutkan oleh Rasulullah saw bahwa amal orang yang menzholimi saudara seimannya akan diambil dan diberikan kepada orang yang dizholiminya.
Begitu besar nilai-nilai yang terkandung dalam ukhuwah islamiyah ini, sehingga kita diwajibkan untuk senantiasa memupukdan menjaganya dengan baik.
Makna dan Hakekat Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah islamiyah lebih sering diartikan sebagai rasa atau ikatan persaudaraan sesama muslim, yang disatukan oleh akidah islamiyah yang sama. Sedangkan menurut Imam Hasan Al Bana, ukhuwah islamiyah memiliki makna sebagai keterikatan hati dan jiwa antara manusia yang satu dengan yang lain karena satu akidah yang sama.
Adapun hakekat ukhuwah islamiyah yang tercermin dalam firman Allah SWT adalah:
1.Nikmat Allah (Q.S. 3:103)2.Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)3.Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)4.Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10)
Dalam ukhuwah slamiyah, ada proses yang harus diperhatikan oleh umat manusia. Proses dalam ukhuwah islamiyah ini akan membuat persaudaraan semakin kuat. Proses-proses yang ada dalam ukhuwah islamiyah adalah:
Melaksanakan proses ta’aruf (saling mengenal). Literaturnya : 49:13
Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran(Fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan thd suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti,dll. Dan pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang memepengaruhi kejiwaannya. Proses ukuhuwah islamiyah akan terganggu apabila tidak mengenal karakter kejiwaan ini.
Melaksanakan proses tafahum (saling memahami)
Saling memahami adalah kunci ukhuwah islamiyah. Tanpa tafahum maka ukhuwah tidak akan berjalan. Proses ta’aruf/pengenalan dapat deprogram namun proses tafahum dapat dilakukan secara alami bersamaan dgn berjalannya ukhuwah. Dengan saling memahami maka setiap individu akan mudah mengatahui kekuatan dan kelemahannya dan menerima perbedaan. Dari sini akan lahirlah ta’awun (saling tolong menolong) dalam persaudaraan.
Ukhuwah tidak dapat berjalan apabila seseorang selalu ingin dipahami dan tidak berusaha memahami org lain. Saling memahami keadaan dilakukan dgn cara penyatuan hati, pikiran dan amal. Allah-lah yang menyatukan hati manusia.
Melakukan At-Ta’aawun (saling tolong menolong). Q.S. 5::2
Bila saling memahami sudah lahir maka timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan ama( saling Bantu membantu).
Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Manusia adalah makhluk social yang butuh berinteraksi dan butuhbantuan org lain. Kebersamaan akan bernila bila kita mengadakan saling Bantu membantu
Melaksanakan proses takaful (saling menanggung/senasib sepenanggungan)
Takaful adalah tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi SAW dan para sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang sahabat kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih kehausan juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi ek sahabat yang lain, terus begitu hingga semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan saudaranya sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inlah cirri utama dari ukhuwah islamiyah.
Manfaat Ukhuwah Islamiyah
Banyak manfaat yang dapat kita nikmati dengan jalinan ukhuwah islamiyah yang kuat. Kita akan merasakan kehidupan bermasyarakat yang lebih harmonis. Perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan pertentangan, justru akan menjadikan kehidupan kita semakin indah. Tingkat kesenjangan sosial dalam masyarakat juga akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini karena semangat ukhuwah islamiyah yang menyatukan kita semua.
Selain itu, ada juga manfaat lain yang berhubungan dengan iman kita. Manfaat dari ukhuwah islamiyah yang kita terima sehubungan dengan tingkat keimanan kita diantaranya adalah:
1. Merasakan lezatnya iman2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48)
Penguat Ukhuwah Islamiyah
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk semakin menguatkan jalinana ukhuwah islamiyah diantara kita. Apalagi di masa sekarang ini, kuatnya ukuwah islamiyah menjadi hal yang sangat penting. Hal-hal yang dapat meningkatkan ukhuwah islamiyah diantara kita adalah:
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintaiHadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi menjawab: ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut menjawab: ‘Belum.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”2. Memohon didoakan bila berpisah“Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu” (H.R. Muslim)3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa“Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (H.R. Muslim)4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)“Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’)5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
Marilah kita tingkatkan ukhuwah islamiyah diantara kita, sehingga islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam, insya Allah.
Wallahu a’lam